Selasa, 28 Agustus 2018

Resensi Buku Sepotong Hati Yang Baru (Tere Liye)




Judul                           : Sepotong Hati yang Baru
Penulis                        : Tere Liye
Penerbit                       : Mahaka Publishing
Terbit                           : Cetakan  I, 2012
ISBN                           : 978-602-9474-04-6
Jumlah Halaman         : 206 halaman


Resensi Isi
“Urusan GR ini memang kadang gila, Put. Kita benar-benar tidak bisa lagi berpikir waras dan rasional, tertutup oleh ilusi dan mimpi. Menerjemahkan semua kejadian berdasarkan yang mau kita dengar atau lihat saja. Padahal nyatanya? Tidak sama sekali.” (Hiks, Kupikir Itu Sungguhan, h. 20)

Buku antologi cerpen dengar tebal 206 halaman ini diawali dengan kisah seorang remaja bernama Putri yang mudah sekali GR dengan perhatian teman lelaki yang sedang disukainya. Sekalipun Nana, teman se-kosnya, menasihatinya untuk jangan terlalu cepat GR, Putri tetap saja tidak menggubris apapun yang dikatakan Nana. Sampai akhirnya tibalah masa dimana kenyataan membuka mata Putri, bahwa sebenarnya lelaki yang dikaguminya juga menaruh perhatian terhadap Nana.

Salahnya, Nana justru termakan omongannya sendiri. Menasihati Putri agar tidak terlalu cepat GR, malah ternyata dialah yang GR. Akhirnya saat kenyataan juga membuyarkan imajinasinya, Nana tertunduk pilu, sadar bahwa dia mengalami nasib yang sama terhadap Putri.

Kisah dua remaja yang mudah GR tersebut terkesan sederhana, namun yang terjadi di kehidupan sehari-hari begitulah adanya. Terkadang kita lupa, bahwa ada banyak orang baik di dunia ini, ketika seseorang berbuat baik kepada kita, bukan berarti seseorang itu menaruh hati kepada kita, bisa saja karena memang dia orang baik, kan? (Hayoo, jangan mudah GR. Ntar kena PHP)

Buku bersampul merah muda dengan ilustrasi hati yang retak dan dibalut dengan plaster ini sepertinya ingin mengungkapkan, bahwa hati yang telah retak tidak selamanya retak, perlahan waktu akan menyembuhkannya dan menumbuhkan sepotong hati yang baru lewat perjalanan dan pemahaman yang baik dan baru pula. Seperti kisah di dalam cerpen dengan judul yang sama “Sepotong Hati yang Baru”

Menceritakan kisah seorang pria yang mencintai seorang wanita. Wanita yang selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Pria yang selalu memiliki hati yang lurus, selalu memaafkan apapun yang dilakukan wanitanya. Bahkan di saat detik-detik hari pernikahannya dengan si pria, ia malah pergi dengan pria lain yang dianggapnya sebagai kekasih sejatinya. Sampai suatu ketika sang wanitanya ditinggal pergi oleh pria yang dipilihnya kemarin, ia kembali datang menemui pria lamanya, meminta untuk menerima dia kembali. Lalu apa yang dilakukan sang pria? Ia memilih mengakui telah memiliki hati lain demi kehormatan perasaannya, meski sebenarnya ia masih menunggu wanita itu, sekalipun tidak ingin lagi memilikinya. Ia masih sendiri, namun tidak ingin lagi menyakiti perasaannya sendiri. Percaya nanti akan selalu ada bahagia setelah datangnya luka.

“Aku baru menyadari, cinta bukan sekedar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.”

Biarlah sakit hati ini menemani hari-hariku. Biarlah aku menelannnya bulat-bulat sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru, memperbaiki banyak hal, memperbaiki diri sendiri. Apa pepatah bilang? Ah, iya, patah hati tapi tetap sombong, patah hati tapi tetap keren. (Sepotong Hati yang Baru, h. 51)

Berisi delapan cerita tentang cinta, memberikan kita pemahaman yang baik tentang bagaimana mencerna arti cinta. Bahwa cinta adalah perjuangan dan pengorbanan. Membaca cerita-cerita cinta sejati di dalam buku best seller ini, kita akan tahu bahwa cinta sejati bukan hanya milik Romeo dan Juliet. Tapi juga milik kita. Kita? Iya kita. Karena kita juga punya kisah cinta yang harusnya juga kita pertahankan lebih sejati dari kisahnya Rama dan Shinta dalam cerita “Percayakah Kau Padaku?” di dalam buku ini.

Di dalam buku ini, pembaca mungkin akan kesulitan membaca tulisan di cerita “Itje Noerbaja & Kang Djalil”, karena gaya bahasa yang ditulis dengan bahasa zaman dulu. Namun, meski begitu, tidak mengurangi istimewanya buku ini, dan sama sekali tidak mengurangi istimewanya perasaan yang kita miliki. Selamat membaca dan selamat memiliki pemahaman yang baru tentang cinta. Dan untuk kita yang tengah terluka hatinya, semoga menemukan Sepotong Hati yang Baru.

Buku “Sepotong Hati yang Baru” berisi delapan cerita pendek tentang kisah-kisah percintaan. Dalam buku ini, Tere Liye menyajikan berbagai kisah cinta ala legenda hingga modern yang masing-masing kisah memiliki ciri khas yang mampu menarik pembaca supaya ikut hanyut di dalamnya, mulai dari kisah cinta yang berakhir tragis, bahagia, bahkan menggantung namun tetap ada hikmah yang dapat di ambil dari kisah tersebut.

Buku ini merupakan kumpulan beberapa cerpen milik Tere Liye. Sebagian cerita terinspirasi dari legenda-legenda dan cerita lama dengan versi dan modifikasi cerita yang berbeda. Berikut adalah judul-judul cerita pendek yang berada dalam buku Sepotong Hati yang Baru:

           Hiks, Kupikir Itu Sungguhan
           Kisah Sie-Sie
           Sepotong Hati yang Baru
           Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay
           Itje Noerbaja & Kang Djalil
           Kalau Semua Wanita Jelek
           Percayakah Kau Padaku?
           Buat Apa Disesali

Cerita pendek yang pertama berjudul “Hiks, Kupikir Itu Sungguhan”, bercerita mengenai kehidupan asmara gadis yang dapat dibilang terlalu mudah baper. Cerpen ini menceritakan tentang gadis yang bernama Putri yang mudah GR dengan sikap perhatian cowok yang sedang dekat dengannya. Nana teman putri sudah sering kali menasehati Putri agar tidak terlalu mudah GR, namun akhirnya Nana termakan omongannya sendiri dan Ia merasakan hal yang sama dengan cowok yang sedang dekat dengan Putri yang ternyata juga menaruh perhatian kepadanya. Kisah ini sering kali terjadi di kehidupan sehari-hari, banyak orang menyalahartikan sebuah perhatian yang diberikan cowok dan mudah baper padahal perhatian tersebut mungkin hanya sebuah ungkapan kepedulian terhadap sesama bukan berarti rasa suka. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini ialah bahwa kita cowok maupun cewek jangan terlalu gampang mengartikan perhatian dari orang lain, kita tidak boleh melihat dari segi apa yang kita inginkan, tapi lihatlah kenyataan yang ada di depan mata.

Cerita pendek kedua berjudul “Kisah Sie Sie “ menceritakan seorang gadis yang bernama Sie Sie yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung dari segi ekonomi yang memaksa hatinya untuk ikhlas menikahi pria kaya dari negeri Taiwan bernama Wong Lan. Kepada Ibunya, Sie Sie berjanji akan menjadi istri yang baik dan akan tulus mencintai suaminya, namun ternyata suami Sie Sie bersikap sebaliknya, dia tidak mencintai Sie Sie, Sie Sie tidak diperlakukan layaknya seorang istri, sungguh kisah cinta yang penuh pengorbanan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini yakni keteguhan hati Sie-Sie dan kesetiannya yang harus kita contoh dalam mencintai seseorang.

“Sepotong Hati yang Baru” judul dari buku ini ternyata adalah judul cerita pendek ketiga dalam buku ini. Cerpen ketiga ini menceritakan rasa cinta yang kurang dihargai, dengan salah satu pihaknya sering kali pergi dan datang begitu saja, namun kesabaran itu ada batasnya, meskipun masih ada rasa sayang  bahkan lebih dari hari kemarin, tapi sudah tidak ada lagi keinginan untuk memiliki, rasa cinta yang banyak menguras pengorbanan dan menyayat hati, namun satu hal yang perlu dipercaya bahwa akan ada bahagia setelah luka. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini bahwa janganlah menyia-nyiakan seseorang yang ada dalam hidup kita, karena orang tersebut tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Judul cerita pendek yang keempat yakni “Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay”. Kisah cinta dalam cerpen keempat ini seperti halnya drama, tentang si miskin dan si kaya, kisah cinta yang terhalang perbedaan kasta antara Sampek dan Engtay yang harus berakhir tragis dengan kematian Engtay.

Cerita pendek yang kelima berjudul “Itje Noerbaja dan Kang Djalil” berlatar Indonesia saat dikuasai VOC dan Tere Liye menggunakan gaya bahasa tempo dulu dalam kisah ini. Bercerita tentang kisah cinta seorang pembantu dan pengawal dari Meneer dan Mevrouw
        
        Judul cerpen keenam dalam buku ini yaitu “Kalau Semua Wanita Jelek”. Cerita pendek ini menceritakan kehidupan Jo dan Vin, sahabat yang dapat dibilang kurang beruntung dalam penampilan di era kecantikan modern saat ini.

Cerpen ketujuh berjudul “Percayakah Kau Padaku?”. Ketika membaca cerpen ini, akan teringat kisah pewayangan jawa yakni tokoh Rama dan Sinta, yang terkenal akan kisah cinta keduanya yang dapat mengalahkan kekuatan Rahwana, namun cobaan cinta baru dimulai ketika kepercayaan Rama terhadap istrinya diuji. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini yakni pentingnya sebuah kepercayaan, jangan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh orang yang kita sayangi, karena pada saat kepercayaan itu tidak lagi ada, cinta dan sayang sebesar apapun sudah tiada berasa, maka berhati-hatilah dengan kepercayaan!

Judul cerita pendek terakhir yakni “Buat Apa Disesali..”. Dalam cerpen ini diceritakan kisah cinta antara anak pembantu dan anak majikan yang sudah bersahabat dari kecil dan tumbuh benih cinta setelah beranjak dewasa. Namun akhir dari kisah ini sangat menyesakkan hati karena takdir tidak dapat menyatukan mereka.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan novel ini banyak terdapat kata indah yang memberikan pelajaran tentang hidup, tidak hanya membahas cinta, berhasil menggugah emosi. Kelebihan lain dari buku ini adalah buku ini tidak berbau agama, tapi dapat membuat pembaca ingin  menjadi pribadi yang baik dan . Dalam buku ini ada delapam kisah yang disajikan, kisah yang pertama, berjudul “Hiks, Kupikir Itu Sungguhan”. Sebuah cerita cinta sederhana yang mungkin saja dapat terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tema-nya yaitu tentang seorang gadis yang merasa bahwa laki-laki yang ia suka membalas perasaannya, padahal itu hanya perasaannya saja.
          
          Sedangkan kekurangan dari novel ini adalah pesan moral kurang tertangkap dengan baik, novel ini bercerita tentang kisah cinta sehingga bagi pembaca yang kurang pandai dalam menyaring nilai maka bisa berasumsi bahwa pacaran dengan lawan jenis diperbolehkan. Kekurangan lainnya yaitu desain covernya yang kurang menarik, serta kertas yang digunakan untuk mencetak novel ini kualitasnya kurang.

Novel ini cocok dibaca remaja yang sering merasa galau karena cinta, dari novel ini para remaja dapat belajar tentang cinta yang tulus, kepercayaan, dan kesabaran. Novel ini dapat memberikan banyak nilai moral yang baik bagi pembaca jika pembaca dapat menyaring dengan baik semua pesan yang ada.

Backlink / URL Link :
http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
https://journal.uny.ac.id 

Sumber Buku : UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta

Sumber lainnya :
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar