Selasa, 28 Agustus 2018

Resensi Buku Sepotong Hati Yang Baru (Tere Liye)




Judul                           : Sepotong Hati yang Baru
Penulis                        : Tere Liye
Penerbit                       : Mahaka Publishing
Terbit                           : Cetakan  I, 2012
ISBN                           : 978-602-9474-04-6
Jumlah Halaman         : 206 halaman


Resensi Isi
“Urusan GR ini memang kadang gila, Put. Kita benar-benar tidak bisa lagi berpikir waras dan rasional, tertutup oleh ilusi dan mimpi. Menerjemahkan semua kejadian berdasarkan yang mau kita dengar atau lihat saja. Padahal nyatanya? Tidak sama sekali.” (Hiks, Kupikir Itu Sungguhan, h. 20)

Buku antologi cerpen dengar tebal 206 halaman ini diawali dengan kisah seorang remaja bernama Putri yang mudah sekali GR dengan perhatian teman lelaki yang sedang disukainya. Sekalipun Nana, teman se-kosnya, menasihatinya untuk jangan terlalu cepat GR, Putri tetap saja tidak menggubris apapun yang dikatakan Nana. Sampai akhirnya tibalah masa dimana kenyataan membuka mata Putri, bahwa sebenarnya lelaki yang dikaguminya juga menaruh perhatian terhadap Nana.

Salahnya, Nana justru termakan omongannya sendiri. Menasihati Putri agar tidak terlalu cepat GR, malah ternyata dialah yang GR. Akhirnya saat kenyataan juga membuyarkan imajinasinya, Nana tertunduk pilu, sadar bahwa dia mengalami nasib yang sama terhadap Putri.

Kisah dua remaja yang mudah GR tersebut terkesan sederhana, namun yang terjadi di kehidupan sehari-hari begitulah adanya. Terkadang kita lupa, bahwa ada banyak orang baik di dunia ini, ketika seseorang berbuat baik kepada kita, bukan berarti seseorang itu menaruh hati kepada kita, bisa saja karena memang dia orang baik, kan? (Hayoo, jangan mudah GR. Ntar kena PHP)

Buku bersampul merah muda dengan ilustrasi hati yang retak dan dibalut dengan plaster ini sepertinya ingin mengungkapkan, bahwa hati yang telah retak tidak selamanya retak, perlahan waktu akan menyembuhkannya dan menumbuhkan sepotong hati yang baru lewat perjalanan dan pemahaman yang baik dan baru pula. Seperti kisah di dalam cerpen dengan judul yang sama “Sepotong Hati yang Baru”

Menceritakan kisah seorang pria yang mencintai seorang wanita. Wanita yang selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Pria yang selalu memiliki hati yang lurus, selalu memaafkan apapun yang dilakukan wanitanya. Bahkan di saat detik-detik hari pernikahannya dengan si pria, ia malah pergi dengan pria lain yang dianggapnya sebagai kekasih sejatinya. Sampai suatu ketika sang wanitanya ditinggal pergi oleh pria yang dipilihnya kemarin, ia kembali datang menemui pria lamanya, meminta untuk menerima dia kembali. Lalu apa yang dilakukan sang pria? Ia memilih mengakui telah memiliki hati lain demi kehormatan perasaannya, meski sebenarnya ia masih menunggu wanita itu, sekalipun tidak ingin lagi memilikinya. Ia masih sendiri, namun tidak ingin lagi menyakiti perasaannya sendiri. Percaya nanti akan selalu ada bahagia setelah datangnya luka.

“Aku baru menyadari, cinta bukan sekedar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.”

Biarlah sakit hati ini menemani hari-hariku. Biarlah aku menelannnya bulat-bulat sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru, memperbaiki banyak hal, memperbaiki diri sendiri. Apa pepatah bilang? Ah, iya, patah hati tapi tetap sombong, patah hati tapi tetap keren. (Sepotong Hati yang Baru, h. 51)

Berisi delapan cerita tentang cinta, memberikan kita pemahaman yang baik tentang bagaimana mencerna arti cinta. Bahwa cinta adalah perjuangan dan pengorbanan. Membaca cerita-cerita cinta sejati di dalam buku best seller ini, kita akan tahu bahwa cinta sejati bukan hanya milik Romeo dan Juliet. Tapi juga milik kita. Kita? Iya kita. Karena kita juga punya kisah cinta yang harusnya juga kita pertahankan lebih sejati dari kisahnya Rama dan Shinta dalam cerita “Percayakah Kau Padaku?” di dalam buku ini.

Di dalam buku ini, pembaca mungkin akan kesulitan membaca tulisan di cerita “Itje Noerbaja & Kang Djalil”, karena gaya bahasa yang ditulis dengan bahasa zaman dulu. Namun, meski begitu, tidak mengurangi istimewanya buku ini, dan sama sekali tidak mengurangi istimewanya perasaan yang kita miliki. Selamat membaca dan selamat memiliki pemahaman yang baru tentang cinta. Dan untuk kita yang tengah terluka hatinya, semoga menemukan Sepotong Hati yang Baru.

Buku “Sepotong Hati yang Baru” berisi delapan cerita pendek tentang kisah-kisah percintaan. Dalam buku ini, Tere Liye menyajikan berbagai kisah cinta ala legenda hingga modern yang masing-masing kisah memiliki ciri khas yang mampu menarik pembaca supaya ikut hanyut di dalamnya, mulai dari kisah cinta yang berakhir tragis, bahagia, bahkan menggantung namun tetap ada hikmah yang dapat di ambil dari kisah tersebut.

Buku ini merupakan kumpulan beberapa cerpen milik Tere Liye. Sebagian cerita terinspirasi dari legenda-legenda dan cerita lama dengan versi dan modifikasi cerita yang berbeda. Berikut adalah judul-judul cerita pendek yang berada dalam buku Sepotong Hati yang Baru:

           Hiks, Kupikir Itu Sungguhan
           Kisah Sie-Sie
           Sepotong Hati yang Baru
           Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay
           Itje Noerbaja & Kang Djalil
           Kalau Semua Wanita Jelek
           Percayakah Kau Padaku?
           Buat Apa Disesali

Cerita pendek yang pertama berjudul “Hiks, Kupikir Itu Sungguhan”, bercerita mengenai kehidupan asmara gadis yang dapat dibilang terlalu mudah baper. Cerpen ini menceritakan tentang gadis yang bernama Putri yang mudah GR dengan sikap perhatian cowok yang sedang dekat dengannya. Nana teman putri sudah sering kali menasehati Putri agar tidak terlalu mudah GR, namun akhirnya Nana termakan omongannya sendiri dan Ia merasakan hal yang sama dengan cowok yang sedang dekat dengan Putri yang ternyata juga menaruh perhatian kepadanya. Kisah ini sering kali terjadi di kehidupan sehari-hari, banyak orang menyalahartikan sebuah perhatian yang diberikan cowok dan mudah baper padahal perhatian tersebut mungkin hanya sebuah ungkapan kepedulian terhadap sesama bukan berarti rasa suka. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini ialah bahwa kita cowok maupun cewek jangan terlalu gampang mengartikan perhatian dari orang lain, kita tidak boleh melihat dari segi apa yang kita inginkan, tapi lihatlah kenyataan yang ada di depan mata.

Cerita pendek kedua berjudul “Kisah Sie Sie “ menceritakan seorang gadis yang bernama Sie Sie yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung dari segi ekonomi yang memaksa hatinya untuk ikhlas menikahi pria kaya dari negeri Taiwan bernama Wong Lan. Kepada Ibunya, Sie Sie berjanji akan menjadi istri yang baik dan akan tulus mencintai suaminya, namun ternyata suami Sie Sie bersikap sebaliknya, dia tidak mencintai Sie Sie, Sie Sie tidak diperlakukan layaknya seorang istri, sungguh kisah cinta yang penuh pengorbanan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini yakni keteguhan hati Sie-Sie dan kesetiannya yang harus kita contoh dalam mencintai seseorang.

“Sepotong Hati yang Baru” judul dari buku ini ternyata adalah judul cerita pendek ketiga dalam buku ini. Cerpen ketiga ini menceritakan rasa cinta yang kurang dihargai, dengan salah satu pihaknya sering kali pergi dan datang begitu saja, namun kesabaran itu ada batasnya, meskipun masih ada rasa sayang  bahkan lebih dari hari kemarin, tapi sudah tidak ada lagi keinginan untuk memiliki, rasa cinta yang banyak menguras pengorbanan dan menyayat hati, namun satu hal yang perlu dipercaya bahwa akan ada bahagia setelah luka. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini bahwa janganlah menyia-nyiakan seseorang yang ada dalam hidup kita, karena orang tersebut tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Judul cerita pendek yang keempat yakni “Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay”. Kisah cinta dalam cerpen keempat ini seperti halnya drama, tentang si miskin dan si kaya, kisah cinta yang terhalang perbedaan kasta antara Sampek dan Engtay yang harus berakhir tragis dengan kematian Engtay.

Cerita pendek yang kelima berjudul “Itje Noerbaja dan Kang Djalil” berlatar Indonesia saat dikuasai VOC dan Tere Liye menggunakan gaya bahasa tempo dulu dalam kisah ini. Bercerita tentang kisah cinta seorang pembantu dan pengawal dari Meneer dan Mevrouw
        
        Judul cerpen keenam dalam buku ini yaitu “Kalau Semua Wanita Jelek”. Cerita pendek ini menceritakan kehidupan Jo dan Vin, sahabat yang dapat dibilang kurang beruntung dalam penampilan di era kecantikan modern saat ini.

Cerpen ketujuh berjudul “Percayakah Kau Padaku?”. Ketika membaca cerpen ini, akan teringat kisah pewayangan jawa yakni tokoh Rama dan Sinta, yang terkenal akan kisah cinta keduanya yang dapat mengalahkan kekuatan Rahwana, namun cobaan cinta baru dimulai ketika kepercayaan Rama terhadap istrinya diuji. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini yakni pentingnya sebuah kepercayaan, jangan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh orang yang kita sayangi, karena pada saat kepercayaan itu tidak lagi ada, cinta dan sayang sebesar apapun sudah tiada berasa, maka berhati-hatilah dengan kepercayaan!

Judul cerita pendek terakhir yakni “Buat Apa Disesali..”. Dalam cerpen ini diceritakan kisah cinta antara anak pembantu dan anak majikan yang sudah bersahabat dari kecil dan tumbuh benih cinta setelah beranjak dewasa. Namun akhir dari kisah ini sangat menyesakkan hati karena takdir tidak dapat menyatukan mereka.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan novel ini banyak terdapat kata indah yang memberikan pelajaran tentang hidup, tidak hanya membahas cinta, berhasil menggugah emosi. Kelebihan lain dari buku ini adalah buku ini tidak berbau agama, tapi dapat membuat pembaca ingin  menjadi pribadi yang baik dan . Dalam buku ini ada delapam kisah yang disajikan, kisah yang pertama, berjudul “Hiks, Kupikir Itu Sungguhan”. Sebuah cerita cinta sederhana yang mungkin saja dapat terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tema-nya yaitu tentang seorang gadis yang merasa bahwa laki-laki yang ia suka membalas perasaannya, padahal itu hanya perasaannya saja.
          
          Sedangkan kekurangan dari novel ini adalah pesan moral kurang tertangkap dengan baik, novel ini bercerita tentang kisah cinta sehingga bagi pembaca yang kurang pandai dalam menyaring nilai maka bisa berasumsi bahwa pacaran dengan lawan jenis diperbolehkan. Kekurangan lainnya yaitu desain covernya yang kurang menarik, serta kertas yang digunakan untuk mencetak novel ini kualitasnya kurang.

Novel ini cocok dibaca remaja yang sering merasa galau karena cinta, dari novel ini para remaja dapat belajar tentang cinta yang tulus, kepercayaan, dan kesabaran. Novel ini dapat memberikan banyak nilai moral yang baik bagi pembaca jika pembaca dapat menyaring dengan baik semua pesan yang ada.

Backlink / URL Link :
http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
https://journal.uny.ac.id 

Sumber Buku : UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta

Sumber lainnya :
www.google.com

Resensi Novel Orang Orang Proyek Karya Ahmad Tohari



Judul                     : Orang Orang Proyek
Penulis                 : Ahmad Tohari
Penerbit              : Jendela
Tahun Terbit      : Cetakan Pertama, Juli 2002
 ‘’ORANG ORANG PROYEK’’ menceritakan kisah Kabul, seorang insinyur teknik yang menangani sebuah proyek pembangunan jembatan di Desa Cibawor.  Kabul yang dulunya seorang aktivis kampus, hati nuraninya terusik melihat bagaimana permainan politik yang terjadi untuk membangun sebuah jembatan untuk rakyat. Proyek yang didanai dari utang luar negeri yang pasti rakyat yang menanggung beban biaya nantinya dijadikan bancaan oleh sebuah partai politik tersebut GLM (Golongan Lestari Menang).  Partai politik ini adalah partai politik paling berpengaruh di masa Orde Baru. Korupsi merajalela tanpa memperdulikan rakyat lagi. Diperparah rakyat yang tak mengerti hak-hak politik mereka serasa dibuai dengan kebahagiaan semu belaka. Indonesia yang katanya negara merdeka yang telah republik kenyataanya masih menanmkan sikap feodalisme di sistem pemerintahannya.
Anggaran jembatan yang sudah dikuras lebih dari tigapuluh persen, masih saja diotak-atik lagi dananya untuk keperluan lain-lain. Misalnya, kader partai GLM yang meminta Kabul menyumbangkan bahan-bahan pembuat jembatan guna membangun sebuah masjid sebelum diadakannya kampanye oleh partai GLM di Desa Cibawor. Belum lagi, partai GLM mendesak agar jembatan jadi sebelum kampanye partai tersebut diadakan di Desa Cibawor. Hal ini disebabkan ”dari atas” yang menandatangani surat peminjaman dana luar negeri  untuk pembangunan jembatan tersebut merupakan kader partai GLM.  Beban psikologis yang ditanggung Kabul tak dapat lagi terbendung dan akhirnya iapun memutuskan keluar dari proyek tersebut.
Meskipun ia tak yakin apa yang akan dikerjakan olehnya setelah keluar dari proyek tersebut. Disisi lain, dalam novel diceritakan kisah cinta menarik antara Wati dan Kabul. Kabul yang sebelumnya biasa saja terhadap Wati mendadak merasakan sesuatu setelah Wati menyiapkan perlengkapan sholat jumat untuk Kabul. Ditambah lagi usaha Mak Sumeh, seorang pemilik warung tegal di proyeknya untuk mendekatkan Kabul dengan Wati. Wati yang sebenarnya sudah mempunyai pacar, akhirnya putus dengan pacarnya yang seorang mahasiswa semester 5 dikampusnya. Kabul dan Wati resmi berpacaran dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Diakhir cerita, Kabul melewati desa Cibawor bersama istrinya, Wati. Ia melihat plang bahwa jembatan sedang rusak. Ia menghentikan mobil dan melihat apa yang terjadi pada jembatan tersebut.
Tentu saja jembatan bancaan itu cepat rusak bahkan hanya setelah setahun setelah pembangunan karena pembuatannya yang asal-asalan. Dia menceritakan sebuah kisah kepada Wati, suatu saat di surga dan neraka ada sebuah pembatas dan Tuhan meminta penghuni surga dan neraka membangun jembatan pembatas. Dan penghuni neraka berhasil menyelesaikan jembatan tersebut lebih dulu. Usut diusut ternyata penghuni neraka banyak yang dari orang-orang proyek. Disusul suara tawa dari Kabul dan Wati. Jadi pada intinya ‘’Orang Orang Proyek’’ tersebut sudah paham apa yang dilakukan mereka adalah perbuatan dosa, tetapi mereka tidak peduli lagi. Sekarang Kabul mendapatkan proyek dari sebuah perusahaan swasta untuk membangun hotel.
Melalui Novel ini, Ahmad Tohari mencoba untuk berbagi keresahan hatinya melihat tingkah laku pemerintahan Orde Baru. Jalannya pemerintah Orde Baru yang korup dan rakus membuat rakyat tidak kunjung lepas dari penderitaan dan kemiskinan. Bentuk-bentuk ketimpangan yang terjadi dimasa Orde Baru sungguh memprihatinkan. Terutama bagaimana ketimpangan itu muncul dan tumbuh di pedesaan.
“Orang-Orang Proyek” merupakan secuil kisah bagaimana pembangunan infrastruktur terutama jembatan, telah menjadi ajang bancakan para manusia-manusia rakus yang hanya mementingkan perutnya saja. Kabul merasakan sendiri bagaima praktek penyelewengan itu terjadi pada proyek pembangunan jembatan. Sebagai mantan aktifis mahasiswa yang kritis melihat penyimpangan pemerintah Orba, jiwanya selalu memberontak. Ia menyadari bahwa apa yang dulu diperjuangkan sebagai seorang aktifis yaitu keadilan dan melawan korupsi, kini ia harus menghadapi realitas nyata didepannya. Proyek jembatan itu menjadi pertempuran antara idealismenya dan realitas yang ia hadapi.
Dalam kesehariannya ia selalu dihadapkan pada pemerasan-pemerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintah terhadap proyek yang sedang dilakukannya. Anggaran proyek bocor lantaran pimpinan proyek mengeruk keuntungan dari pekerjaannya. Padahal pimpinan proyek jembatan itu adalah senior dikampusnya. Material jembatan yang semestinya dibeli dari produk yang berkualitas, oleh pimpinan proyek dibelikan material bekas, hasil dari sisa-sisa jembatan yang rusak. Pantas saja, jembatan-jembatan yang baru dibangun, umurnya tidak lebih dari lima tahun. Ya seperti itu penyebabnya. Benar-benar kebablasan. Tidak hanya sampai disitu saja. Pejabat kecamatan, kebupaten, sampai DPRD ikut-ikutan memeras proyek jembatan itu, padahal jelas-jelas proyek itu untuk kepentingan rakyat.
Sebetulnya cerita dalam novel ini sederhana, namun Ahmad Tohari menghadirkan konflik-konflik yang beraneka ragam di seputar pembangunan jembatan. Konflik tersebut melibatkan rakyat kecil. Terutama bagaimana penduduk desa ikut-ikutan mengambil material berupa semen secara ilegal. Padahal jelas-jelas perbuatan tersebut membuat anggaran pembangunan jembatan semakin bocor. Kalau rakyat kecil saja sudah berbuat seperti itu bagaimana dengan penguasanya.
Sedari awal Kabul menyadari, bahwa pembangunan jembatan ini hanya pamer kesombongan dari partai penguasa. Jembatan itu dibangun untuk menyambut momentum hari ulang tahun partai yang berkuasa. Makannya proyek pembangunan  jembatan itu memang tidak beres dari awal. Oleh para ahli bangunan menyarankan, bahwa proyek pembangunan jembatan sebaiknya dimulai setelah musim hujan, hal tersebut dimaksudkan agar pembangunan jembatan tidak terganggu ketika turun hujan, namun karena alasan menyambut HUT Partai, hal itu sama sekali tidak dipedulikan. Yang jadi pikiran mereka adalah jembatan harus jadi, sebelum perayaan ulang tahun berlangsung, karena jembatan itu akan diresmikan langsung oleh ketua partai. Mereka juga tidak peduli kualitas bangunan bermutu apa tidak. Malahan pimpinan proyek yang sekaligus menjabat sebagai bendahara partai, dengan sombongnya mengatakan, kalau jembatan rusak bisa dibangun lagi, justru dengan banyaknya jembatan rusak malah semakin menguntungkan. Kabul merasa bahwa kelakuan para penguasa Orde Baru telah mengebiri prinsip keilmuan yang sejatinya dijunjung tinggi. Di negri ini, keilmuan masih menjadi anak tiri yang terabaikan keberadaanya.
Novel ini tidak melulu bercerita tentang kebobrokan Orde Baru, Ahmad Tohari juga menyuguhkan kisah cinta antara Kabul dengan Wati. Wati adalah seorang gadis desa yang bekerja bersama Kabul di proyek pembuatan jembatan tersebut. Kabul yang sok jaim dengan wati, membuat Mak Sumeh, seorang penjual warteg di dekat proyek itu menjadi gemas dengan kelakuan dua jomlo itu. Orang tua itu diam-diam jadi mak comblang antara Wati dan Kabul. Apalagi Wati sudah punya pacar. Ia dihadapkan pada pilihan yang serba sulit. Memilih Kabul ataukah bertahan pada pacarnya yang tidak mau diajaknya menikah. Selain kisah cinta mereka, hadir pula kisah-kisah lucu di sekitar proyek jembatan tersebut.
Karena berangkat dari ruang kehidupan rakyat pinggiran, Ahmad Tohari banyak menyajikan kisah-kisah penduduk desa sekita proyek. Kisah pemuda proyek yang jatuh cinta pada pelayan warung makan tegal. Kegelisahan hati Kang Martasatang yang mengetahui anaknya selama tujuh hari tidak pulang rumah, padahal anaknya selama ini bekerja di proyek tersebut. Desas-desus yang dihembuskan, bahwa anaknya menjadi tumbal dari pengerjaan proyek jembatan. Tahayul-tahayul yang masih menjadi diyakini oleh penduduk desa, sempat membuat Kabul berada dalam bahaya. Hadir juga kisah seorang pensiunan pegawai pemerintah yang hobinya memancing. Bapak tua itu keseharian tidak peduli siang atau malam kerjanya memancing di sungai dekat desanya.
Kabul yang menjadi tokoh utama dihadapkan juga pada sikap temannya yang dulu aktivis kampus, dan kini menjadi kepala desa di daerah proyek jembatan itu. Basar, temannya Kabul yang dulu kritsis menentang pemerintahan Orde Baru, tampak tak berdaya ketika berada di lingkungan pemerintah. Hatinya selalu bimbang ketika mengambil keputusan. Dia selalu dihadapkan pada keinginan partai pendukung pemerintah atau sikap Kabul temanya yang masih kokoh dengan pendiriannya. Menjadi mantan aktivis dan menjadi kepala desa merupakan pernik-pernik kehidupan yang menggelisahkan. Kisah Basar sebagai mantan aktivis yang terjebak dalam kubangan kekuasaan Orde Baru, membuat kisah dalam novel ini menjadi lebih berwarna .
Memang mengasyikkan membaca novel Ahmad Tohari. Ia menyuguhkan cerita yang sederhana, cerita yang memang lahir dari kondisi rakyat pinggiran, namun makna yang terkandung didalamnya sangat dalam. Kalau ingin melihat potret kehidupan rakyat Indonesia yang sesungguhnya, disarankan membaca tuntas novel ini, juga karya-karya lainnya. Melalui karya-karya yang telah ia hasilkan, Ahmad Tohari telah menyumbangkan andil besar dalam memajukan kesusastraan Indonesia.
Penokohan :
Pertama, Kabul. Ir. Kabul merupakan tokoh utama yang juga merupakan mantan aktivis kampus yang sangat idealis menentang kecurangan pemerintah. Ahmad Tohari menempatkan Kabul sebagai cerminan kaum intelektual saat Orde Baru berkuasa. Kabul bersifat idealis, berpikiran lurus namun tetap rendah hati terhadap semua orang. Tatkala atasannya maupun pejabat sekitar Sungai Cibawor merecoki proyek yang diemban Kabul, ia tetap bersikukuh dengan prinsip yang ia pegang kuat sejak masih menjadi mahasiswa. Namun, lama-kelamaan Kabul tak kuasa menahan gejolak idealismenya yang seakan ditelanjangi para penguasa Orde Baru. Pada akhirnya, Ir. Kabul mengundurkan diri sebagai pimpinan proyek pembangunan jembatan tersebut.

Kedua, Wati. Sekretaris proyek yang dipimpin oleh Kabul ini hadir memberi warna tersendiri. Sosok gadis desa yang cantik, anggun namun hatinya meleleh jika bertemu Kabul dapat digambarkan oleh Ahmad Tohari dengan unik. Kebiasaannya merengut jika dicuekin oleh Kabul membuat saya tersenyum. Bisa dibilang sosok Wati merupakan tokoh pencair suasana tatkala konflik-konflik menyerang Kabul. Yang saya cermati, Ahmad Tohari mampu mencipta tokoh wanita ini dengan apik dan tidak berlebihan.
Ketiga, Pak Tarya. Novel ini diawali dengan suasana Sungai Cibawor sehabis tiga hari yang lalu dilanda banjir besar. Dan di tepian Sungai itu terdapat Pak Tarya yang sedang memancing tanpa tujuan. Kehadiran tokoh Pak Tarya pada Orang-Orang
Proyek semacam malaikat bagi tokoh utama. Sosoknya yang sederhana, nyeleneh namun di sisi lain sangat cerdas dan peka terhadap situasi politik saat itu sangat unik. Kabul yang emosinya masih labil banyak mendapat wejangan-wejangan tersirat dari Pak Tarya. Tapi seringkali Pak Tarya muncul pada waktu yang terlambat, sehingga membuat pembaca geregetan menyaksikan konflik batin yang kerap kali terjadi pada Kabul.

Keempat, Basar. Sahabat Kabul sesama aktivis kala masih menjadi mahasiswa ini muncul sebagai Kepala Desa sekitar Sungai Cibawor. Dorongan orangtua yang berhasrat menyalonkan dirinya menjadi Kades ia terima dengan penuh keterpaksaan. Jiwa mantan aktivis yang sepaham dengan Kabul ironis dengan kedudukan dirinya sebagai kaki tangan pemerintah Orde Baru. Proyek pembangunan jembatan banyak direcoki pemerintah. Tentu saja Basar yang merupakan pejabat pemerintah paling rendah sangat kelimpungan. Ia hanya dapat berdiskusi dengan Kabul yang sama-sama bimbang menghadapi kenyataan yang tak sesuai impian yang mereka cita-citakan pada saat menjadi aktivis dulu. Namun, akhirnya kebimbangan kedua sahabat itu mampu dicairkan oleh tokoh Pak Tarya.

Kelima, Dalkijo. Picik! Inilah kata yang pantas saya sematkan kepada tokoh ini. Dalkijo mewakili sosok insinyur pragmatis yang sudah terdoktrin oleh gelimang kemewahan ala birokrat. Ciri khasnya memakai kaca mata hitam branded, jaket kulit dan motor Harley Davidson memperkuat karakter piciknya. Beberapa kali ia berseteru tentang betapa pentingnya pemenuhan kualitas material jembatan dengan Kabul. Namun pada akhirnya Kabul yang mengalah. Di akhir cerita Dalkijo memaksakan kehendaknya memakai material-material bekas demi mengejar jadwal peringatan acara HUT GLM yang semakin mepet. Tentu saja Kabul sangat mengecam keputusan Dalkijo tersebut, dan ia mengundurkan diri sebagai penanggung jawab proyek jembatan Cibawor.

Keenam, Mak Sumeh. Tokoh Mak Sumeh hadir sebagai tokoh yang nyinyir (kalau istilah masa kini: kepo) dan membuat pembaca geregetan. Pemilik warung di sekitar lokasi proyek ini begitu dominan melengkapi seluruh rangkaian isi novel. Kekaguman Wati kepada Kabul berulangkali dituturkan Mak Sumeh dengan polos dan blak-blakan. Namun Kabul tak menggubrisnya walaupun ia sempat juga kesal akan kenyinyiran Mak Sumeh. Di sisi lain Mak Sumeh mewakili wong cilik yang jeli memanfaatkan peluang usaha di sebuah tempat yang ramai, dalam hal ini lokasi proyek jembatan Cibawor.

Ketujuh, Tante Ana. Sekali lagi Ahmad Tohari begitu cerdas mencipta tokoh yang berkarakter kuat dan khas. Tokoh Tante Ana maupun Mak Sumeh hadir membawa corak yang membuat konflik-konflik pada Orang-Orang Proyek mencair. Alunan kecrek dan suaranya yang berat kelaki-lakian begitu menghibur para pekerja proyek. Tante Ana mampu hadir sebagai penghibur kaum jelata yang haus akan hiburan. Terkadang ia rela mengamen tanpa dibayar recehan sekalipun oleh orang-orang proyek. Tante Ana merupakan anomali dari wong cilik yang begitu sukarela berbagi kebahagiaan dengan sesama. Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan Dalkijo yang hidup mapan dan bergelimang kemewahan itu.
Buku karya Ahmad Tohari ini layak dibaca karena ia secara detail dan gamblang menceritakan realita sosial yang terjadi pada masa itu dan juga penggambaran tokoh Ir. Kabul yang seolah pembaca bisa merasakan konflik yang terjadi dalam dirinya. Karya yang satu ini merupakan karya yang cukup relevan diangkat. Baik dijadikan bahan rujukan bacaan sebagai karya yang dapat merefleksikan kehidupan masa lampau dan saat ini masih belum terlepas dari masalah penyelewengan alokasi dana yakni korupsi hingga kolusi dan tak ketinggalan prinsip yang idiologis. Mampu menjadi karya yang patut guna dijadikan bahan kajian pada mata pelajaran bahasa dan sastra di sekolah menengah.

Backlink / URL Link :
http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
https://journal.uny.ac.id 

Sumber Buku : UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta

Sumber lainnya :

www.google.com

Resensi Novel Kubah Karya Ahmad Tohari


Judul  buku     : Kubah
Pengarang      : Ahmad Tohari
Tebal           : 211 halaman
Tahunterbit     : 2012
Cetakan       : Cetakan keempat (edisi baru)
Penerbit:      : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

     Novel karya Ahmad Tohari yang berjudul Kubah ini terdiri dari sebelas bagian. Novel ini menceritakankehidupan tokoh utama yaitu Karman secara flashback atau kilas balik. 
     Karman adalah seorang pemuda cerdas dari desa Pegaten yang menjadi anggota partai komunis.Bergabungnya Karman dalam partai komunis ini menjadikan Karman tawanan politik yang diasingkan di Pulau Buru. Setelah keluar dari penjara di Pulau Buru akhirnya Karman menyadari kekeliruannya selama ini. 
Babak satu novel ini menceritakan pembebasan Karman setelah ditahan sebagai tahanan politik di Pulau Buru selama 12 tahun. Ia kebingungan, karena setelah lama menjalani masa tahanan di penjara Pulau Buru, dan berbagai persoalan menimpanya selama masa pengasingan membuat banyak kesedihan di hatinya. Mulai dari kesedihan karena ditinggal sang istri yang sudah lama dinikahi dan mereka memilikitiga anak hingga rasa ketidakpercayaan dirinya akan diterima kembali oleh masyarakat Pegaten karena iabekas tahanan politik yang pastinya akan mendapatkan pandangan negatif dari masyarakat. 
Di bagian kedua hingga beberapa bagian berikutnya, Ahmad Tohari memundurkan jalan cerita, diceritakannya bagaimana masa kecil Karman yang susah, hidup tanpa ayahnya danh arus banting tulangbekerja menjadi pembantu dan pengasuh anak Haji Bakir, tetangganya, orang terkaya dan terpandang di desa Pegaten. Karman kecil menamatkan sekolah hingga tingkat SMP atas bantuan pamannya, Hasyim.Karena tak memiliki biaya yang cukup untuk melanjutkan sekolah, Karman berhenti dan atas kebaikan Haji Bakir, ia diterima bekerja di sana sekaligus untuk menjadi teman bermain Rifah, putrinya.
Selanjutnya, Karman mulai berkenalan dengan Kawan Margo yang merupakan anggota Partai Komunis. Setelah berkenalan cukup lama, Karman pun akhirnya terbujuk oleh Kawan Margo untuk bergabung dengan partai komunis, Margo melihat bahwa Karman adalah pribadi yang cerdas dan dapat dipengaruhi untuk menjadi bagian dari partai. Karman gelap mata dan mulai terpengaruh ideologi Margo, ia mulai meninggalkan kebiasaan sholatnya, ajaran-ajaran partai melekat diotaknya, perbedaan antara kaya dan miskin merupakan suatu hal yang menjadi sorotan tajam bagi Karman. Kenapa ia tidak bisa menikah dengan Rifah anak Haji Bakir, apakah karena ia miskin maka tidak dapat bersanding dengan Rifah? Hal itu memenuhi benak Karman, nyatanya Haji Bakir menolak Karman karena ia telat meminang Rifah, karena ada pemuda yang lebih dulu menyatakan lamarannya. Kenyataan ini semakin membuatnya membenci keluarga Haji Bakir beserta orang kaya lainnya.
Situasi ini dimanfaatkan Kawan Margo dan bosnya, Si Gigi Besidan Truman. Karman diberi pekerjaan sebagai sekretaris partai, dan ajaran partai meresap kuat diotaknya. Ia menyerukan pertentangan terhadap perbedaan kelas yang terjadi di tahun-tahun itu. Ia menjadi kalap, gelisah dan kafir. Sosok Karman yang cerdas dan taat dahulu menguap entah kemana. Karman berubah menjadi seorang atheisme. 
Seperti gambaran sejarah, 1965 merupakan akhir dari komunis di Indonesia, partai Karman dibabat habis, Margo, Si Gigi Besidan Truman dihukum mati. Karman ketakutan dan kabur mencari perlindungan, ia lari dan bersembunyi di hutan, bersembunyi di kuburan hingga akhirnya tertangkap setelah menderita sakit karena gizi buruk. Ia tak memiliki kekuatan untuk melanjutkan pelariannya.
Di bagian akhir diceritakan bahwa Karman kembali ke desa Pegaten dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Ia lalu mengabdikan dirinya dengan cara merenovasi masjid milik Haji Bakir, Karman mendesain kubah masjid tersebut.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca, seperti karya Ahmad Tohari sebelum-sebelumnya, yang mengangkat realita kehidupan ke dalam sebuah tulisan, novel ini pun demikian. Cerita tentang kehidupan masyarakat Pegaten yang miskin namun masih tetap menjalankan tuntunan agama memberikan pelajaran berharga tersendiri bagi pembaca. Gejolak politik masa PKI turut diangkat dalam novel ini sehingga dapat mengingatkan kembali pembaca akan sejarah yang ada dalam perjalanan bangsa Indonesia. Selain itu melalui tokoh Karman pembaca dapat mengambil hikmah tersendiri, yaitu agar memiliki prinsip dalam hidup agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang merugikan. Melalui novel ini bisa jadi pengarang mengingatkan pembaca agar selalu berpegang teguh pada nilai-nilai agama.
Bahasa yang digunakan dalam novel ini begitu mengalir sehingga jalan ceritanya mudah dipahami oleh pembaca. Sedangkan alur yang digunakan adalah alur campuran, menceritakan kehidupan tokoh utama dari semasa kecil hingga dewasa. Pengarang menggunakan sudut pandang diaan maha tahu, dimana pengarang berada di luar cerita dan hanya sebagai pengamat.
Akan tetapi dibalik kelebihan-kelebihannya novel ini juga memiliki kelemahan. Novel ini tampak terlalu tergesa-gesa ditulis. Mengapa? Karena untuk materi cerita yang penuh dengan pergolakkan emosi dan krisis yang diramu oleh peristiwa sosial besar semacam G 30 S PKI, rasanya buku ini terlalu kecil takarannya, dapat dikatakan bahwa novel ini hanya menyentuh seujung kuku saja peristiwa G S 30 PKI sehingga kejadian-kejadian apa saja yang ada dalam peristiwa G 30 S PKI kurang diketahui oleh pembaca atau dengan kata lain dapat dikatakan buku ini kurang memberikan informasi yang mendalam mengenai peristiwatersebut.
Kesimpulannya: saya merekomenasikan buku ini untuk dibaca. Buku ini sangat cocok untuk memenuhi koleksi buku anda karena novel initer golong novel klasik yang syarat akan makna-makna kehidupan.

Resensi Buku Novel Perahu Kertas


Judul Buku           : Perahu Kertas
Jenis Buku            : Novel Fiksi dan Drama Romantis
Penulis                  : Dewi Lestari
Penerbit                : Bentang Pustaka Yogyakarta
Tahun Terbit         : 2009
Jumlah Halaman           : 444 halaman
            Perahu Kertas adalah novel ke enam karya Dewi Lestari atau yang biasa disebut Dee.  Novel ini bertemakan persahabatan dan percintaan kehidupan remaja modern.
SINOPSIS
            Novel Perahu Kertas ini menceritakan tentang seorang remaja bernama Keenan yang baru saja lulus SMA di Amsterdam dan terpaksa pulang ke Indonesia untuk berkuliah di Bandung Fakultas Ekonomi karena ayahnya menginginkan Keenan menjadi seorang pebisnis, namun Keenan sendiri berkeinginan menjadi seorang pelukis bakat yang dia miliki dari ibunya. Di sisi lain Kugy adalah seorang cewek remaja yang bercitacita menjadi seorang juru dongeng, namun dia tetap melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra. .Keduanya dipertemukan oleh Eko dan Noni . Eko merupakan sahabat dari Keenan sedangkan Noni merupakan sahabat dari Kugy. Kemudian Kugy dan Keenan berkenalan dan akhirnya bersahabat. Tanpa disadari kedekatan mereka menumbuhkan rasa saling suka satu sama lain namun keduanya tidak pernah ada yang mau mengungkapkan. Persahabatan antara Kugy dan Keenan mulai renggang ketika Noni berniat akan menyomblangkan Keenan dengan sepupunya, Wanda. Mengetahui hal itu Kugy kemudian cemburu namun dia memendam rasa cemburu ini. Sejak saat itu Keenan dan Kugy jarang bertemu. Kugy mencoba untuk menyibukkan diri dengan menjadi guru relawan di sekolah darurat yaitu Sakola Alit. Di sana Kugy mendapatkan kebahagiaan bersama murid-muridnya dan ada salah satu muridnya yang nakal namun pintar, Pilik namanya. Setiap harinya Kugy bermain dan menghibur murid-muridnya di Saloka Alit.
            Sedangkan Keenan masih tetap melanjutkan hobinya melukis hingga beberapa lukisannya terjual. Namun suatu saat dia mengetahui bahwa yang selama ini membeli lukisannya adalah Wanda. Hingga saat itu hubungan Keenan dan Wanda hancur begitu saja.
Kemudian Keenan meninggalkan Jakarta dan menuju Ubud Bali tempat Pak Wayan yang merupakan mantan pacar dari ibunya. Di sana dia bertemu dengan seorang gadis yang anggun dan lembut namanya Luhde Laksmi yang merupakan keponakan Pak Wayan. Setiap harinya Keenan masih terpuruk namun Luhde selalu menyemangati Keenan agar tetap melanjutkan mimpinya.
            Hari demi hari, bulan demi bula, tahun demi tahun Kugy merasa kesepian tanpa sahabat-sahabatnya. Kemudian dia mencoba untuk melamar kerja di kantor milik sahabat abangnya, Karel. Pemilik kantor tersebut bernama Remigius Aditya. Beberapa bulan bekerja Kugy sudah dapat meningkatkan kualitas kantor dengan ide-idenya. Remigius merasa jatuh hati pada Kugy karena kecerdasan dan keunikan Kugy. Kugy meneriman cinta dan mereka berpacaran. Ayah Keenan kondisinya memburuk yang membuat Keenan harus kembali ke Jakarta dan berkewajiban untuk melanjutkan perusahaan ayahnya itu. Keadaan itu membuat Keenan dan Kugy akhirnya bertemu kembali bahkan bersama dengan Noni dan Eko. Persahabatan dulu kembali terjalin dan mereka bersama-sama kembali. Hingga suatu saat Keenan mengetahui bahwa Kugy telah memendam rasa padanya sejak dulu, sama seperti apa yang dia rasakan. Persahabatan antara Kugy dan Keenan berujung hingga pernikahan.
UNSUR INTRINSIK NOVEL
1.     Tema    :    Persahabatan dan percintaan.
Bukti, persahabatan antara Kugy, Keenan, Eko dan Noni yang berawal dari perkenalan semata hingga akhirnya satu sama lain saling mengagumi. Hubungan antara Kugy dan Keenan beakhir ke pernikahan seperti Eko dengan Noni.
 2.     Latar Belakang :
a.       Stasiun Senen Jakarta
Bukti : Ketika Kugy, Noni dan Eko akan menjemput Keenan dari Amsterdam.
b.       Ubud Bali
Bukti : Ketika Keenan memutuskan meninggalkan Jakarta dan menetap di Ubud Bali tempat Pak Wayan mantan pacar ibunya.
c.       Salah satu kantor  di Jakarta
Bukti : Kugy bekerja di salah satu kantoir di Jakarta yang akhirnya bertemu dengan Renigius Aditya yang merupakan sahabat abangnya.
d.       Pantai Ancol
Bukti : ketika Kugy diputus hubungannya dengan Remigius Aditya, karena Remi berpikir bahwa Kugy hanya mencintai keenan.
3.     Waktu
Pagi hingga  malam
Bukti : menceritakan kehidupan dari Kugy dan Keenan dari awal bertemu hingga akhirnya hubungan mereka berlanjut ke pernikahan.
4.     Suasana :
a.       Menyakitkan
Bukti : ketika Kugy mengetahui bahwa Keenan akan dicomblangkan dengan Wanda sepupu Noni.
b.       Menegangkan
Bukti : ketika Luhde dan Remi mengetahui bahwa kekasih mereka mencintai orang lain dari buku diary mereka.
c.       Menyenangkan
Bukti : ketika Kugy bisa bermain dan menghibur para muridnya di Sakola Alit.
d.       Mengharukan
Bukti : ketika Kugy dan Keenan dapat bersatu dan akhirnya mereka menikah.
5.     Alur  : Maju-Mundur
Bukti : menceritakan Kugy awalnya bertemu dengan Keenan dan kemudian diceritakan masa lalu yang ada pada kehidupan Kugy dan Keenan sebelum kebenaran perasaan Keenan dan Kugy berungkap.
6.     Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan pada novel ini ringan, mudah dipahami, mempunyai makna penting dan menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat modern.
7.     Amanat :
a.       Tidak semua mimpi bisa kita raih begitu saja  tanpa sebuah pengorbanan, terkadang kita harus menjadi apa yang bukan diri kita inginkan
b.       Kita harus yakin dengan apa yang kita lakukan.
c.       Pendewasaan timbul dari seorang remaja yang menghargai arti kehidupan dan persahabatan.
8.     Penokohan :
a.       Kugy :  Mandiri, setia, pengkhayal dan penyayang
Bukti : Dia tidak pernah menyusahkan teman-temannyadalam kehidupannya, suka dengan imajinasi yang dianggapnya bisa dicapai, dia selalu mencintai Keenan sampai pada akhirnya mereka bersatu.
b.       Keenan : Jujur, penyayang, cuek, dan bakti pada orang tua.
Bukti : Dia jujur bahwa dia juga mencintai Kugy,  bersikap acuh ketika dia sedang terpuruk, menuruti apa kata ayahnya untuk melanjutkan bisnis perusahaan ayahnya walaupun dia tidak berkeinginan menjadi seorang pebisnis.
c.       Noni  : Perhatian pada sahabatnya
Bukti : Noni selalu perhatian pada Kugy dan saying pada Kugy.
d.       Eko : Lucu dan periang
Bukti : Dia selalu meramaikan suasana dan membuat sahabat-sahabatnya tertawa.
e.       Luhde : Pemalu, kalem, dan perhatian.
Bukti : Dia Berusaha untuk membangkitkan kembali semangat hidup dari Keenan.
f.        Remi : Romantis dan ramah
Bukti : Dia berusaha membahagiakan Kugy ketika Kugy masih menjadi pacarnya.
KELEBIHAN NOVEL
            Novel ini menurut cukup menarik. Dimana mengulas tema tentang persahabatan dan percintaan. Dengan bahasa yang cukup dimengerti oleh para pembacanya. Novel ini mengajarkan kita untuk bisa lebih bersabar, lebih bersemangat dalam meraih mimpi-mimpi kita. Selain itu, novel ini juga memuat nilai positif dan makna kehidupan yang bisa bercerita tentang kehidupan remaja pada umunya. Dengan latar tempat, waktu dan suasana yang ada pada novel ini para pembaca seolah-olah terlibat dalam cerita tersebut. Novel ini begitu inspiratif, dapat dijadikan sebagai motivasi kita dalam meraih mimpi-mimpi kita sendiri.
            Dalam penggambaran alur dan tokohnya tidak membingungkan dan begitu jelas serta mudah dipahami para pembacanya. Dunia khayal yang biasanya dianggap mustahil terjadi namun di novel ini diceritakan khayalan itu suatu saat bisa terjadi.
KEKURANGAN NOVEL
            Dalam novel ini ada beberapa bagian cerita yang dirasa monoton dan terlalu banyak latar belakang tempat yang digunakan dapat membuat pembaca menjadi bosan dalam mendalami novel tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi untuk para pembacanya.
Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton sehingga timbul kesan kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel
KESIMPULAN
Novel Perahu kertas ini ditujukan untuk masyarakat luas dan semua usia bukan hanya remaja saja dikarenakan novel ini mengajarkan bahwa kita harus yakin dengan apa yang kita impikan, kita harus mewujudkan semua mimpi-mimpi kita bagaimanapun caranya. Kita juga harus tetap optimis, banyak jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kitawalaupun sulit dan penuh dengan rintangan.
Novel ini bukan hanya cocok untuk remaja tetapi anak-anak juga bisa membacanya. Bukan hanya menceritakan tentang percintaan tetapi tentang persabatan juga, menceritakan tentang arti persahabatan yang sesungguhnya. Bahwa sahabat sejati tidak akan bisa melihat sahabatnya terluka walaupun dalam masa sulit sekalipun. Sahabat tidak akan ragu untuk meminta maaf jika dirinya telah melakukan kesalahan.